Biografi Dua Wali Allah dan Pelajaran Pencerah Akal dan Hati
"Malamku di wajahmu bersinar terang.
Sedang kegelapannya mengitari manusia. Mereka semua diliputi kegelapan.
Sementara kita bersama di terang cahaya. Demi Allah, istiqamahlah! Jika
istiqamah, kau akan menjadi mufti dalam dua mazhab: ilmu lahir dan ilmu
batin."
(Ungkapan Syekh Abu al-Abbas kepada Ibnu Athaillah)
Perjumpaan
dengan Yang Mahalembut, Yang Mahakuasa, dan Yang Mahakasih acap kali
memahatkan jejak yang teramat indah dan mulia pada hati setiap hamba.
Kerap kali mereka tak bisa mengungkapkan pengalaman batin mereka dengan
kata-kata. Apa yang terucap tak selamanya menggambarkan yang teralami.
Syair, hikayat, dan munajat, sering mereka jadikan sarana untuk
mengungkapkan apa yang dirasa. Karena itulah keindahan dan kehalusan
senantiasa mewarnai karya-karya para wali.
Keindahan
dan keluwesan itulah yang kita rasakan ketika membaca karya-karya Ibnu
Athaillah, termasuk Lathâ’if al-Minan yang ada di tangan pembaca.
Rahasia yang mahaindah tak bisa diungkapkan kata-kata. Namun, dengan
tulus hati, Ibnu Athaillah memberi kita kunci untuk membuka pintu-pintu
khazanah yang selama ini hanya misteri. Dengan gaya tutur yang menawan,
ia mengajak kita menapaki Jalan Ilahi. Ia menuntun kita menghindari
jurang dan palung kesesatan. Kedalaman makna Al-Quran dan hadis yang
mulia disajikan dengan cara memesona. Jika Syekh Muhammad Abduh bilang
bahwa al-Hikam “nyaris seperti Al-Quran”, Syekh Abdul Halim Mahmud
menyebut Lathâ’if al-Minan adalah mutiara yang terpendam di kedalaman
samudra.
Buku ini penuh berkah karena menceritakan dua
sosok agung yang telah mencapai puncak ketinggian ruhani: Abu al-Hasan
al-Syadzili r.a. dan Abu al-Abbas al-Mursi r.a. Buku ini pun teramat
berharga karena setiap pembaca akan mendapatkan pengetahuan bermanfaat.
Ibnu Athaillah tak melewatkan penjelasan tentang berbagai persoalan yang
pelik dan sulit dipahami dan hal-hal istimewa lainnya.
No comments:
Post a Comment