Tuesday, August 22, 2017

Quantum Qalbu (Terjemahan Qutul Qulub)



Buku ini merupakan terjemahan Qutul Qulub karya Abu Thalib Al Makky




Buku Pertama antara lain berisi: Ayat-ayat Alquran tentang orang salih; tata cara wirid; amalan siang dan malam; zikir dan doa setelah subuh; shalat sunnah fajar; keutamaan shalat siang dan malam hari; shalat witir dan keutamaan shalat malam; waktu-waktu mustajab dan shalat tasbih, tentang Alquran; seluk beluk shalat jumat; tentang puasa.
Rasulullah saw. Bersabda : “Barangsiapa yang ingin mengetahui kedudukannya di hadapan Allah, hendaklah ia melihat bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Tinggalkan perkara yang mengganggu hatimu, dan minta fatwalah kepada hatimu, walaupun banyak orang yang memberikan fatwa!”
Buku yang ada di tangan pembaca ini adalah karya terbesar dalam tasawuf yang-menurut seorang orientalis Jerman, Brockelmann- dipandang sebagai sumber utama yang digunakan Al-Ghazali dalam menulis kitab Ihya ‘Ulumiddin. Al-Ghazali, dalam bukunya Al-Munqidz Min adh-Dhalal, memberikan pernyataan yang mengakui hal ini. Buku ini merupakan kitab yang amat terkenal di kalangan para ulama dan memperoleh perhatian besar dari mereka, dan juga telah mengilhami banyak karya lain yang ditulis setelahnya. Anda wajib membaca sumber inspirasi Al-Ghazali ini sebagai nutrisi untuk hati.
Buku yang ada di tangan pembaca ini adalah satu-satunya terjemahan kitab tersebut dalam bahasa Indonesia!
*

Buku Kedua antara lain tentang: Kedudukan orang-orang yakin; lintasan hati; ahli hati, dan sifat hati; ragam ilmu dan keutamaannya; tentang ilmu makrifat; ilmu batin dan ilmu lahir; keutamaan ilmu iman dan ilmu yakin dibanding ilmu yang lain; dan tentang hakikat zuhud.
Rasulullah saw. Bersabda: “Barangsiapa yang ingin mengetahui kedudukannya di hadapan Allah, hendaklah ia melihat bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Tinggalkan perkara yang mengganggu hatimu, dan mintalah fatwa kepada hatimu, walaupun banyak orang yang memberikan fatwa!”
Maka siapkan hati anda! Jangan abaikan. Beri makan ia dengan makanan bergizi. Jangan biarkan ia hanya menjadi segumpal daging. Hiasi dengan keindahan amal, ilmu dan makrifatullah. Anda perlu membacanya sebagai nutrisi untuk hati. Karena makanan jiwa adalah ilmu. Dan jika amal ini dilakukan dengan ikhlas dan hati-hati, niscaya akan terbukalah pintu-pintu makrifat dan ilmu, dan hati akan disinari oleh Allah SWT.
Sekali lagi, inilah buku yang disebut-sebut dan diyakini bahkan oleh Al-ghazali sendiri sebagai sumber inspirasi dan bahan utama dalam menulis Kitab Ihya Ulumuddin yang terkenal itu.

Muhammad bin ali bin Athiyyah Al-Haritsi al-Makki, yang dikenal dengan Abu Thalib al-Makki, lahir di Makkah. Disana ia belajar kepada beberapa orang guru di bidang hadis dan ilmu tarekat, kemudian ia pindah ke bashrah, lalu ke Baghdad dan wafat disana pada 386H. Ia adalah seorang ulama yang banyak melakukan riyadhah (olah batin) dan mujahadah. Kono, selama bertahun-tahun ia tidak mengonsumsi makanan selain sayuran yang ditanamnya sendiri, sehingga kulitnya memucat.

 


1 comment:

  1. apakah anda bisa membantu saya untuk mencari bahan di terjemah buku itu?

    ReplyDelete